Senin, 15 Februari 2016

Ungkapan Hati Seorang Anak

Bu benarkah kasih anak sepanjang jalan?

Bu, engkau selalu bilang bahwa kasih kami hanya sepanjang jalan. Engkau selalu berkata bahwa kami kurang perhatian. Bu aku dan anak-anak lainnya hanya ingin menyampaikan ini. Hipotesa mu salah bu tentang kami.

Kasih kami kepadamu sama seperti kasihmu kepada kami. Tak terhingga sepanjang masa. Hanya terkadang kami malu untuk mengungkapkannya. Kami membungkusnya dengan rapat. Tapi percayalah bu, kasih kami hanya untukmu.

Bu, andai ibu lihat rintihan tangis kami dalam mengucap doa di tengah malam yang gulita. Kami merengek memohon kepada yang Maha cinta untuk memanjangkan umurmu, menyehatkan badamu dan mendoakan kebahagianmu. Engkau harus tau hanya engkaulah satu-satunya manusia yang ingin kami bahagiakan melebihi diri kami sendiri.

Ketika kau di hina, kami yang lebih sakit dari pada dirimu sendiri. Anak mana yang sudi jika surganya di caci. Kami yang paling depan yang akan membelamu ketika ada yang ingin menyakitimu. Ketika wajah mu yang mulai keriput bercucuran keringat. Kapi pun sedih karena belum ada yang bisa kami berikan untuk sedikit saja membahagiakanmu. Sedangkan engkau berjuang demi membahagiakan dan menyejahterakan kami.

Bu, sejauh apa pun anak mu ini pergi entah itu menuntut ilmu, bekerja, atau merantau. Tujuan utama kami  hanyalah untuk membahagiakanmu. Membuatmu bangga dan memberikan yang terbaik kepadamu. Kami hanya ingin menunjukan bahwa kau tidak sia-sia melahirkan anak seperti kami.
Kami selalu melakukan yang terbaik semampu kami untukmu. Sama seperti engkau melakukan segala hal yang terbaik untuk kami. Hanya saja kami sering khilaf. Tak sengaja membuat air matamu jatuh.

Maafkan kami yang tanpa sadar melukai hatimu lewat sikap dan kata. Maafkan kami yang belum bisa mewujudkan janji yang sempat terucap. Maafkan kami yang belum bisa mengabulkan impianmu yang sudah kau rangkai tentang kami. Maafkan kami bu.

Bu, setelah membaca tulisan ini masihkah kau berpikir bahwa kasih anak hanya sepanjang jalan?

-Hana Larasati

2 komentar: